Impact Investing: Bank BTPN Syariah (BTPS)

Penulis sendiri pertama tertarik dengan BTPS dikarenakan earning powernya yang fantastis. ROE sekarang 23%. Lalu bila dilihat EPS annualized nya 222, sudah lebih tinggi dari pre covid. Padahal BTPS belum fully recovered lo (masih banyak CKPN nya). Berdasarkan hitung hitungan saya, EPS ketika fully recovered akan menjadi 290. Tentu menarik untuk kita dalami. 


Overview

Bila ditanya bank terbaik di Indonesia, jelas jawabannya adalah BBCA. Namun bila ditanya bank favorit penulis maka jawabannya adalah BTPS. Pertama ukuran perusahaan yang lebih kecil (big companies have small moves, small companies have big moves), memungkinkan perusahaan untuk membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran 22%/ tahun sebelum covid. Sebagai gambaran industri perbankan overal memiliki pertumbuhan DPK 8%/ tahun. Semakin banyak DPK berarti semakin banyak dana yang bisa disalurkan. Dana tersebut kemudian 95% nya disalurkan sebagai kredit kepada ibu-ibu di daerah kecil dengan nominal pinjaman 2 atau 4 juta (kredit ultra mikro). Pinjaman tersebut dilakukan tanpa jaminan, yang membuat bank besar lainnya tidak berminat untuk masuk ke segmen tersebut. Dan target market BTPS adalah daerah kecil yang nasabahnya tidak mengerti cara memakai smartphone.


NPL Story

Namun tanpa jaminan apakah berarti non performing loan (NPL) akan tinggi? Jawabannya adalah tidak. NPL BTPS sebelum covid angkanya dibawah BBCA yang merupakan bank terhebat di Indonesia, dan untuk 22H1 berada di angka 2,5% (sebagai patokan dibawah 3,5% sudah bagus). Bagaimana hal tersebut mungkin terjadi? Karena diberlakukannya support system dan social pressure. Jadi dalam satu komunitas berisikan 15 orang, akan ada ketua kelas yang tugasnya mengumpulkan iuran rutin (setiap 2 minggu). Iuran tersebut kemudian dibayarkan ke Community Officer (karyawan BTPS) melalui meeting yang diadakan 2 minggu sekali (semua wajib hadir). Dan bila ada yg anggota yang kesulitan, maka 14 lainnya akan gotong royong menutupi kekurangan tersebut. Selain itu bila kita terus terusan tidak bayar angsuran, tentunya akan menjadi bahan gosip ibu ibu yang lain sehingga member akan berusaha sebisa mungkin agar setorannya lancar.


Lalu tibalah covid, dimana Covid berdampak pada seluruh 15 dari ibu tersebut. Alhasil kredit macetnya membludak dong harusnya? Ternyata tidak. Jadi di industri perbankan ini, ada yang istilahnya NPL dan restrukturisasi. Intinya kedua kategori sama sama sedang kesulitan melunasi pinjaman. Namun yang membedakan adalah restrukturisasi masih memiliki itikad baik untuk melunasi dimasa mendatang (dan memungkinkan), sedangkan NPL sebaliknya. Dan pada saat covid kemarin, hingga 80% kredit BTPS di restrukturisasi (sebagai pembanding big 4 banks di 25%). Meskipun mereka memiliki itikad baik, namun namanya restrukturisasi artinya ada risiko juga bukan? Alhasil perusahaan mencatatkan penaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) signifikan yang mengurangi labanya hingga 22Q2.


Kesimpulan

Namun bila di tahun 2023 nanti BTPS berhasil full recover, maka kerugian CKPN akan kembali ke normal dimana akan ada booster laba dari sana. Selain itu kita bisa harapkan DPK perusahaan tumbuh 15% yang akan diikuti penyaluran kredit dan laba yang juga meningkat. Dengan PER wajar 15x, maka harga wajar BTPS bila nanti 2023 fulll recover ada di 4.300. Ingat perusahaan rilis LK23 ketika Maret 2024 alias 1,5 tahun lagi. Apakah anda tertarik dengan emiten fast grower ini? Kalau saya sih yes, namun saya lebih tertarik dengan emiten sebelah yang judulnya "Kecil Kecil Cabe Rawit". Sekian dan terima kasih.


Salam Cuan,

Filbert

Comments

  1. Gw pengen beli BTPS, tapi ngecek portofolio, udh banyak bgt pegang keuangan. Wdyt? Thx in advance!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Principles for Investing

Pengalaman Jatuh Bangun 2023

6 Types of Company (Value Investing: Lesson 1)