Posts

Showing posts from June, 2022

Update SMDR: RUPS & PUBEX 2022

Image
Disini saya ingin menginfokan agar kita semua bisa lebih bijak dalam membuat keputusan. Saya sudah sell kah? Belum lah. Kan sudah saya bilang, fluktuasi jangka pendek diluar kendali dan memang saya ga peduli. Saya pedulinya kinerja and prospek, dan itulah yang akan kita bahas skrg. Here we go. *Dividen DPS 50, kecewakah? Ya iyalah, saya pikir bakal 160 padahal. Dan saya yakin anda juga kecewa. Skrg pertanyaannya itu cash sebejibun $270 juta buat apa? Gambarannya seperti berikut. SSL (anak sekaligus sumber pendapatan dan aset SMDR) oper duit ke bapaknya sekitar 163/ share bulan lalu. Nah dari 163 ini, 50 bagi dividen. Sisa 113 buat apa? Katanya sih ini buat ekspansi di segmen Ports nya SMDR (pelabuhan yg di Indo, jadi bukan under SSL). Nah pertanyaan kedua yg bisa ditanya, itu duit sebejibun yg dipegang sama SSL (Singapura) buat apa? Katanya sih buat ekspansi, cuma paling capex brp duit kan. Katanya lagi sih buat menjaga rasio keuangan, dan juga mau deleveraging sebagian (lunasi hutang

Prospek Saham PT Puradelta Lestari (DMAS)

Image
Akhir akhir ini saya sangat disibukan oleh kegiatan sehari hari. Nevertheless, a man must keeps his word. Beberapa hari lalu saya mengadakan voting dan DMAS yang menang. Memang dibanding perusahaan grup Sinarmas yang lain (BSDE, DUTI), DMAS lebih menarik perhatian investor retail. So yes, kita akan bahas good and bad dari perusahaan ini. Here we go !!! Dividend Play Cash cow adalah istilah yang digunakan untuk describe bisnis yang dijadikan sapi perah oleh owner. Yup, ketika ada laba, langsung ditarik melalui pembagian dividen (2 kali setahun). Bagusnya, investor retail seperti kita juga akan kecipratan dividennya. Jadi kedepannya kita bisa asumsikan DMAS membagikan 100% labanya sebagai dividend. Sehingga a good question to ask adalah seberapa kuat earnings power perusahaan. Selain itu kita akan memperhatikan dari segi landbank untuk menilai longetivity perusahaan. Overview DMAS merupakan joint venture dari Sinarmas Land dan Sojitz Corporation (dari Jepang), yang bergerak di bidang pro

Update ITMG Juni 2022

Image
Berikut adalah beberapa highlights dari ITMG *Dari sisi volume, produksi tahun ini masih on track, sekitar 18 juta ton. Meskipun Q1 dan Q2 hanya 3,8 juta ton (expected), namun akan dikejar di Q3 dan Q4. *Dari sisi sales, diperkirakan 21 juta ton. Dari data diatas, kita bisa hitung hitungan berikut. Anggap saya manusia yang sangat konservatif, saya asumsikan ASP $150 untuk FY22, padahal kt tahu Q1 saja segitu, dan Q2,3,4 seharusnya jauh diatas itu, mengingat tidak ada larangan ekspor coal dan juga index yang semakin tinggi. Dengan asumsi cost (all in) $80/ ton, maka net profit/ton= $70. Dengan sales volume 21 juta ton, maka profit before tax ITMG adalah $1,47 Miliar. Tax rate 22%, maka laba bersih setara $1,15 Miliar. Bila kita convert ke rupiah maka akan didapat angka 17T. Sedangkan berapa Market Cap saat ini? Hanya 36T yang berarti forward PE 2,1x. Menarik bukan? Bagaimana bila anda ingin otak atik hitungan diatas, misal ya anda asumsikan net profit per ton nya $85. Ini masih sangat w

Prospek Saham PT Mulia Boga Raya (KEJU)

Image
Zero to One Bila anda mendengar kata keju, apa yang pertama terlintas di pikiran anda? Mozarella? Itu jenisnya haha. Nah kalau ngomongin brand, pasti yang terlintas adalah Kraft. Memang brand tersebut sangat strong dan sudah lama mendominasi pasar Indonesia. But what if saya katakan skrg dia sudah jadi No 2? Well, as of today market leader keju bukanlah Kraft lagi, namun Prochiz (under KEJU). Secara volume, penjualan Prochiz melebihi Kraft. Namun secara nominal Kraft masih di No 1. Namun gap tersebut sangatlah kecil dan diperkirakan segera akan tersusul oleh Prochiz. Loh kok volumenya lebih gede tapi nominalnya lebih kecil? Jawabannya adalah perbedaan harga jual. Anda bisa gunakan teknik Tokopedia yang simple namun efektif untuk scuttlebutt. Ketiklah keju prochiz di Tokped, lalu ketik juga keju Kraft, akan muncul seperti berikut. *Prochiz Cheddar 9.970 (160 gram), setara 5.870/ 100 gram *Kraft Cheddar 15.345 (165 gram), setara 9.300/ 100 gram Dari angka diatas, 2 hal langsung melintasi

Prospek Saham PT Cikarang Listrindo (POWR)

Image
Berhubung banyak yang request, hari ini kita akan bahas POWR. Saya sendiri sempat seriously consider untuk masuk pada emiten ini, beberapa bulan lalu. Namun in the end meskipun company ini menarik secara kinerja dan valuasi, serta rajin bagi dividen, saya memutuskan untuk masuk ke emiten lain (and it turns out to be the right decision, again). Well, tanpa berlama lama mari kita langsung bahas. Overview Siapa yang tidak suka bisnis yang stabil, kontraknya long term, customernya loyal, dan kompetitor sedikit (or tidak ada). Apakah ada bisnis seperti itu? Ada, yaitu POWR. Kalau istilah saya POWR itu bagaikan TOTL on steroids.  PT. Cikarang Listrindo (Tbk) adalah penyedia listrik swasta yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Perusahaan melayani 5 kawasan industri di Indonesia, yakni MM 2100, East Jakarta Industrial Park (EJIP), Hyundai Inti Development, Lippo Cikarang, dan Kawasan Industri Jababeka. Nah disini kita akan membahas strength utama dari perusahaan. Sebagai penyedia listrik, bi

Prospek Saham PT Ultra Jaya Milk (ULTJ)

Image
Tidak dipungkiri bila produk ULTJ dicintai oleh semua kalangan usia, including saya sendiri fans berat Ultra Milk putih dan coklat. Well ini sudah 1 indikator positif. Seperti kata Peter Lynch, buy what you know, know what you buy. Tanpa berlama lama mari kita bahas.  Wonderful Company ULTJ ini bisa dijadikan legacy stock karena merupakan wonderful company. Adapun ciri dari wonderful company adalah: 1. Bisnisnya sederhana, jualan ke konsumen akhir. 2. Hutang berbunga rendah. Gearing ratio ULTJ sendiri hanya 16,5%. Patokan low adalah dibawah 40%. 3. Kinerja konsisten 5 tahun terakhir. GPM stabil di kisaran 35% dan NPM stabil di kisaran 15%. 4. Membayar dividen (tidak checklist). 5. Too big to fail. Perusahaan merupakan market leader dengan market share susu UHT 35% dan teh 70% (teh kotak). Untuk market share teh, bisa dilihat detailnya di comment, agar tidak misleading. 6. Bisnisnya fokus pada expertisenya. Tidak ekspansi aneh aneh yang merugikan. 7. Manajemen jujur. Saya mengetik "

Mengenal DuPont Analysis

Image
Cara paling sederhana (namun efektif) untuk menilai kinerja sebuah company baik atau buruk, adalah dari ROE nya. Saya sendiri menggunakan cutoff 10%, dibawah itu saya tidak minat. Sebuah company dikatakan dewa bila berhasil secara konsisten membukukan ROE diatas 20%. Sebagai pembanding ROE BBCA 16%, ICBP 20%, dan TLKM 19% (on average).  Namun ada satu kelemahan bila kita hanya melihat ROE semata. Apakah itu? Yaitu ketika dua company A dan B, sama sama memiliki ROE 20%. Namun yang satu memiliki DER 300%, dan satu lagi debt free. Berdasarkan metriks ROE, mereka sama sama wonderful. Namun bila kita take a closer look, bisa dikatakan company A menggunakan terlalu banyak leverage (hutang), sehingga cenderung lebih berisiko. Here Comes DuPont. DuPont menbreak down ROE menjadi perkalian dari 3 komponen yakni  *NPM (Net Profit Margin)= net profit/ sales. Ini melambangkan pricing power sekaligus posisi perusahaan di market. Perusahaan yang memiliki MOAT (durable competitive advantage) umumnya m

Mengenal Cash Conversion Cycle (CCC)

Image
Hari ini kita akan bahas CCC (Cash Conversion Cycle), berguna untuk menganalisa perusahaan yang menjual barang (bukan jasa). Saya sendiri mengibaratkan CCC sebagai pelindung kita dari jebakan jebakan di bursa saham. Why? Protecting the downsides is as important as seeking profits. And tenang saja, nanti kita akan bahas case study nya juga kok. Paket komplit dah. Here we go. Why CCC Matters? CCC simplenya menggambarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk convert uang, kembali menjadi uang. Idealnya CCC dibandingkan dengan pemain di industri untuk menentukan apakah itu baik or buruk. Namun in general CCC dikatakan baik bila dibawah 180 hari, semakin rendah semakin baik. Malah ada beberapa company wonderful yang CCC nya negatif, artinya mereka bisa pakai modal supplier untuk ekspansi, salah satunya Gymshark (bagi yang nge gym pasti tau brand ini). Bila CCC terlalu tinggi, itu merupakan pertanda buruk, apalagi bila diatas 360 hari. Kemungkinan perusahaan akan seret modal, da

Metode Valuasi EV/ EBIT

Image
Hari ini kita akan bahas alternatif dari PER, yang arguably lebih berguna. No ini bukan PBV, kita beli company karena earnings powernya, bukan aset tetap or persediaannya. Lantas apa yang akan kita bahas? Senjata yang saya maksud adalah EV/ EBIT. Kita bahas satu satu ya, dan nanti kita lakukan case study sedikit.  Pertama kita bahas Enterprise Value (EV) terlebih dahulu. Kelemahan dari PER adalah rasio tersebut mengabaikan cash in hand perusahaan, dan juga hutang perusahaan. Simplenya bila ada 2 company A dan B, keduanya dengan PER 8, maka secara PER keduanya sama menarik. Namun bisa saja bila kita bedah ternyata company A hutangnya segunung, sedangkan company B cash nya segunung (seperti SMDR). Namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah bila kita mengenal EV. EV sendiri melambangkan berapa uang yang perlu kita keluarkan bila kita ingin mentakeover sebuah perusahaan, dilambangkan dengan rumus Market Cap+ Market Value of Debt- All Cash and Cash Equivalents. Sebagai tambahan ilmu, hut

The Story Behind Coal: Case Study ITMG

Image
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan bahas batubara lagi. Tapi kita hari ini panggungnya ITMG ya. Mari kita mulai. THE BIG WHY??? Sebelum masuk ke emitennya, pahami dulu story nya. Dan kembali story bermula dari supply dan demand. Supply nya dulu ya. Bukan rahasia lagi kalau istilah ESG sudah nempel diotak kita. Tiap buka CNBC tahun 2020, 2021 bunyinya coal sunset trus. Mengapa begitu? Karena memang fakta kalau coal itu sangat tidak ramah lingkungan (anda bisa google image PLTU batubara). Lantas apa? Bank bank besar di luar negeri sangat selektif dalam memberikan pinjaman pada perusahaan non ESG, dan kalau kasih pun bunganya ya tinggi. Akibatnya apa? Yup betul. Underinvestment in coal sector. Mau expand ya butuh modal, modalnya dipersulit, dan instead di reserve semua buat company ESG. Apa lagi? Yes, overinvestment in ESG sector. Sudah overinvested saja, output/ kontribusinya masih belum signifikan. Kita lanjut ya. Apakah ada cara untuk membuat coal lebih ramah lingkungan? Yes

Diversification vs. Concentrated Portfolio

Image
Mau kaya kok diversifikasi? Percayalah, terlihat sederhana namun bila anda pahami dan praktekan, akam berbuah emas. Saya sendiri teringat sejak kecil diajarkan diversifikasi, don't put all your eggs in one basket. Secara logic masuk akal bukan? Yep, alhasil sejak awal saya menjadi investor, setelah tobat dari sebelumnya trader (aslinya si spekulator), saya memegang erat prinsip tersebut. Dari porto saya nilainya kecil saya selalu bagi ke setidaknya 5 saham, dan seiring bertumbuh aset saya, saya bagi ke 8-12 saham. Prinsip ini juga yang diajarkan oleh bapak TH (beliau dewa sekali dan saya ngefans dengannya, semoga one day bisa makan sate bareng).  Prinsipnya sederhana: 1. Beli 8-12 saham dengan alokasi minimal 5% dan maksimal 20%.  2. Suatu sektor maksimal 40% porto, kecuali anda yakin sekali dan momentum sedang mendukung. 3. Porsi cash disesuaikan kondisi pasar. Bila IHSG sudah 7000+, sediakan 10-20% cash. Ya begitu lah kira kira ya.  Apakah saya terapkan? Yes, tapi dulu. Loh sekar

Harga Wajar Emiten Coal

Image
Menyambung tulisan saya yang sebelumnya, kali ini saya akan sharing teknik sederhana untuk menghitung harga wajar emiten coal. Namun saya tidak akan melakukan untuk semua emiten, melainkan hanya pada yang saya peduli saja. Di tahap awal saya melakukan screening excel dan disusutkan menjadi kandidat yang menarik. Kriteria saya simple, PER <7x dan anda akan dapat attention saya. Diluar itu I don't care, karena simply tidak wise membeli emiten overvalue.  Mengapa tidak pakai PBV pak? PBV dimata saya itu indikator yang useless, bila anda sedang berbicara terkait saham siklikal. Apa sih rumusnya? Market Cap dibagi Total Ekuitas. Loh jadi anda beli siklikal itu karena aset yang dimiliki atau karena earnings powernya? Kalau saya sih tidak tertarik dengan yang namanya cadangan batubara, traktor ini itulah. Kalau harga komoditas nya sudah turun, anda masih suka dengan aset aset seperti itu?  Yang saya tertarik itu kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan memaksimalkan momentum. Ibaratn

Coal vs CPO

Image
CPO to the moon? Betul sekali. Coal juga to the moon. Pada artikel ini saya ingin sharing pola pikir saya, mengapa saya lebih memilih coal dibanding CPO. Yowes kita bahas satu satu dulu ya.  CPO saat ini sedang kecipratan commodity boom dan harga sahamnya meski sudah naik, masih belum terbang. Banyak yang valuasinya juga menarik. Saya sendiri naksir dengan 4 emiten dibawah ini Striker= CSRA, TAPG Defender= ANJT, SGRO Mengapa tidak mention LSIP, AALI? AALI secara valuasi kurang sexy, tanamannya pun sudah pada tua (declining growth, anda bisa cek sendiri 5 tahun terakhir). Same can be said with LSIP, bedanya EV LSIP ini murah karena cash nya banyak dan debt free. Itu singkatnya, sekarang kita bahas storynya (ini yang penting) THE BIG WHY ??? Harga ditentukan oleh supply dan demand. Supply CPO sendiri sedang berkurang dikarenakam labor shortage di perkebunan Malaysia (eksportir CPO no 2 dunia, sekitar 30% market share, di belakang Indo dengan 55%). Namun itu story beberapa bulan lalu. Sek

Arigato Money ABMM, Welcome Back BSSR

Image
Saya cinta sekali dengan batubara. In fact saya mulai akum PTBA pada tahun 2020 dan hold trus. Namun keseksian BSSR setelah perusahaan merilis Q4, membuat saya berpaling dari PTBA. Saya sell PTBA di 3300 dan switch ke BSSR di 3700. Hasilnya? Jackpot karena PTBA naik nya tidak sekencang BSSR pada bulan April. Saya akhirnya memutuskan exit dari BSSR di 4650 karena saya tahu sahamnya akan turun. Pada saat itu banyak rumor (dari direkturnya sendiri) terkait Q1 yang mengecewakan, ditambah harga saham akan turun setelah cum dividen. Saya memutuskam mengalihkan dana tersebut ke ITMG yang sudah rilis Q1 dan diatas ekspektasi. Dan ternyata keputusan tersebut benar lagi.  Selain itu saya mulai collect ABMM di harga 1500 pada Oktober 2021. Pas perang rusia dimulai, saya memutuskan untuk nambah lagi di ABMM. Dan betul sahamnya yang dulu sepi dan kurang liquid, sekarang sudah banyak dibicarakan dan alhasil diapresiasi market. Perusahaan pun diperkirakan akan membukukan kinerja wonderful di tahun in

Story Behind SMDR

Image
Sebelum artikel ini dimulai, saya warning dulu jangan beli SMDR di harga saat ini (3500). Harganya sudah di apresiasi market dan risk vs reward saat ini tidak sepadan. Instead target audience saya adalah holder SMDR yang ingin menguatkan conviction dan investor bijak yang ingin memperluas wawasan. Well, here we go. Big boss (Pak Bani) nambah trus. Hari ini keluar laporan Pak Bani yang beli bahkan di harga 3240. Insiders are buying artinya good sign? Disini saya akan sharing sedikit terkait SMDR dan diharapkan dapat memantapkan investment thesis anda. BIG WHY??? Sebelum covid terjadi oversupply kapal yang mengakibatkan freight rate rendah. Alhasil perusahaan perkapalan membukukan kinerja buruk. Bila anda penggemar siklikal, ini indikator bagus. Satu per satu pemain akan runtuh, kapal mereka yang sudah usang dan menganggur di scrap. Less competition, good bukan? Dan datanglah covid. Demand shipping menurun drastis, lockdown dimana mana, ekonomi dipaksa berhenti pada jalurnya. Semakin ban